PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK SKALA RUMAH TANGGA DENGAN METODE BIOPORI KELURAHAN GOWONGAN

Kelurahan Gowongan-Pengelolaan sampah merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat modern, khususnya di daerah padat penduduk. Dengan meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan, diperlukan pendekatan yang efektif untuk mengelola limbah ini agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah pelatihan pembuatan kompos melalui pengelolaan sampah organik skala rumah tangga menggunakan metode biopori. Dalam konteks ini, kelurahan berperan penting sebagai penggerak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Sebagai bagian dari pelaksanaan Dana Keistimewaan pada tahun 2024 ini, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui 45 Kelurahannya melakukan edukasi dan praktik pembuatan kompos sebagai bentuk tindak lanjut pengelolaan sampah organik.

Kelurahan Gowongan telah melaksanakan Pelatihan Pembuatan Kompos Melalui Pengelolaan Sampah Organik Skala Rumah Tangga dengan Metode Biopori. Pelatihan ini dibagi menjadi 2 tahap, tahap pertama dilaksanakan pada bulan mei dan tahap ke dua dilaksanakan pada bulan Juni 2024. 

Tahap pertama dilaksanakan di Bank Sampah Saweji RW 01 pada tanggal 21 Mei 2024 bertempat di Aula sekaligus Perpustakaan Gowongan Smart, Bank Sampah Bersih Bersinar RW 02 pada tanggal 22 Mei 2024 bertempat di SD Mangunan Go Gowongan, Bank Sampah Gow Three RW 03 pada tanggal 27 Mei 2024 bertempat di Balai RW 03 Penumping, Bank Sampah Ngrejekeni RW 04 dan Bank Sampah Sejahtera RW 05 pada tanggal 28 Mei bertempat di Rumah Bapak Ir Soeroto RW 05, Bank Sampah Ngudi Berkah RW 06 pada tanggal 29 Mei 2024 bertempat di balai RW 05 Gowongan, Bank Sampah Rindi Mulyo RW 07 pada tanggal 30 Mei 2024 bertempat di Balai RW 07 Jogoyudan.

Tahap kedua dilaksanakan di Bank Sampah Gemah Ripah pada tanggal 10 Juni 2024 bertempat di RTP RW 08 Kampung Jogoyudan, Bank Sampah Amanah RW 09 pada tanggal 12 Juni 2024 bertempat di Balai RW 09 Jogoyudan, Bank Sampah Gotong Royong RW 10 pada tanggal 12 Juni 2024 bertempat di Balai RW 10 Jogoyudan, Bank Sampah Bunga Lestari RW 11 dan Bank Sampah Amarta pada tanggal 13 Juni 2024 bertempat di Balai RW 11 Jogoyudan dan Bank Sampah Bangkit Sejahtera  RW 12 pada tanggal 14 Juni 2024 bertempat di Aula Blok D Rusunawa Jogoyudan.

Plt Lurah Gowongan, Ibu Anowo Winarni,S.I.P dalam  sambutannya menyampaikan bahwa Pelatihan Pembuatan Kompos melalui Pengelolaan Sampah Organik Skala Rumah Tangga dengan metode Biopori bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman. Metode Biopori dipilih karena dinilai efektif dan mudah diterapkan di lingkungan rumah tangga. Sehingga nantinya di setiap RW  se-Kelurahan Gowongan ada minimal 54 titik biopori yang setiap titiknya akan mampu menangani 0,2 kg sampah organik skala rumah tangga.

Materi pelatihan disampaikan oleh Bapak Tri Yulianto, dan Ibu Cicilia Mulia Titi Sari selaku Fasilitator Bank Sampah Kelurahan Gowongan. Mereka memaparkan tentang upaya mengurangi sampah di Yogyakarta. Selain itu, dijelaskan juga syarat-syarat untuk membuat lubang biopori yaitu tidak dekat dengan sumber air, idealnya di dekat dapur,di halaman rumah sendiri serta pinggir jalan. Untuk mempercepat penguraian sampah, disarankan untuk memberikan campuran tanah, eco enzim, air leri, atau EM4. 

Pelatihan pembuatan kompos menggunakan metode biopori di tingkat kelurahan memiliki banyak manfaat. Pertama, pelatihan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah organik. Masyarakat diberikan pengetahuan tentang jenis-jenis sampah organik serta cara-cara pengelolaannya yang tepat. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan masyarakat dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Kedua, pelatihan ini juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan. Melalui praktik langsung pembuatan kompos, masyarakat diajak untuk berperan serta dalam menciptakan solusi terhadap permasalahan yang ada. Selain itu, pengalaman tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki terhadap lingkungan sekitar sehingga masyarakat lebih terdorong untuk berkontribusi dalam kegiatan lain yang berorientasi pada keberlanjutan.

Ketiga, kompos yang dihasilkan dari proses ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami untuk tanaman. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat dari pengelolaan sampah tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian atau penghijauan di lingkungan sekitar. Pupuk kompos memiliki banyak keunggulan dibandingkan pupuk kimia, antara lain dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki keanekaragaman hayati, serta mengurangi polusi yang disebabkan oleh penggunaan pupuk sintetis.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Praktek Pembuatan Biopori oleh salah satu narasumber yang dibantu oleh peserta kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos melalui Pengelolaan Sampah Organik Skala Rumah Tangga dengan metode Biopori. 

Secara keseluruhan, pelatihan pembuatan kompos melalui pengelolaan sampah organik skala rumah tangga dengan metode biopori kelurahan merupakan langkah yang strategis dalam menangani permasalahan sampah. Melalui pelatihan ini, masyarakat dapat diarahkan untuk tidak hanya menjadi konsumen yang baik tetapi juga pelaku aktif dalam menjaga lingkungan. Dengan demikian, diharapkan tercipta pola hidup yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang pada akhirnya memberi manfaat bagi generasi mendatang.